Materi Pendidikan Dan Latihan Silat Perisai Diri (Bagian 2)

Sambungan dari Materi Pendidikan dan Latihan Silat Perisai Diri (bagian 1)...
Teknik Asli

Teknik silat Perisai Diri mengandung unsur 156 aliran silat dari aneka macam tempat di Indonesia yang dipilah dan dikelompokkan sesuai dengan abjad dari masing-masing aliran. Teknik Asli dalam silat Perisai Diri juga digali dari aliran Siauw Liem Sie (Shaolinshi) yang dengan kreativitas Pak Dirdjo gerakan maupun implementasinya sudah dijiwai oleh abjad pencak silat Indonesia. Hal ini yang menimbulkan ilmu silat Perisai Diri mempunyai sifat unik, tidak ada kemiripan dengan silat yang lain. Disebut Asli sebab mempunyai frame tersendiri, bukan merupakan kombinasi dari beberapa aliran silat.
Materi Pendidikan dan Latihan Silat Perisai Diri  Materi Pendidikan dan Latihan Silat Perisai Diri (bagian 2)


Teknik Asli dalam silat Perisai Diri di antaranya yaitu:
  1. Burung Meliwis
  2. Burung Kuntul
  3. Burung Garuda
  4. Harimau
  5. Naga
  6. Satria
  7. Pendeta
  8. Putri

Selain teknik tersebut di atas, ada beberapa teknik yang menjadi kekayaan teknik silat Perisai Diri, di antaranya yaitu Kuda Kuningan, Lingsang, Satria Hutan dan Kera, serta beberapa teknik dari beberapa tempat di Indonesia, di antaranya yaitu Minangkabau, Jawa Timuran, Cimande, Bawean dan Betawen.


Teknik Minangkabau

Gerakan teknik Minangkabau ibarat dengan tarian tradisional dari Minangkabau, Sumatera Barat. Salah satu tujuan dari mempelajari teknik ini ialah untuk memperkuat otot-otot paha dan otot belakang. Teknik ini juga memperlihatkan pengalaman wacana bagaimana rasanya jikalau kita berada pada posisi yang merendah ke tanah.

Untuk menyerang lawan, teknik Minang seringkali mendahului dengan membuka belahan lemah dari badannya dengan gerakan yang lambat. Ini ialah pancingan yang disengaja biar lawan menyerang terlebih dahulu. Ketika lawan tiba dengan serangan, ketika itulah teknik Minang akan bergerak sangat cepat dan keras menghancurkan serangan lawan tersebut dengan sikunya dan dilanjutkan dengan serangan berikutnya.


Teknik Burung Meliwis

Burung Meliwis mempunyai ciri khas tersendiri dalam bergerak, yaitu bergerak dengan ringan dan cepat. Tujuan dari mempelajari teknik ini ialah untuk melatih kecepatan, dispensasi tubuh dan membiasakan diri menapak dengan ujung kaki. Dengan mempelajari teknik ini, maka pesilat dengan sendirinya akan melatih otot-otot kaki, betis dan pinggul.

Meliwis memakai ujung-ujung jari untuk menyerang lawan. Oleh sebab itu, ia hanya akan menyerang bagian-bagian yang sangat lemah ibarat mata dan leher. Saat menyerang, Meliwis melontarkan tangannya dengan cepat ke arah lawan dan akan kembali dengan kecepatan yang sama, sehingga mempersulit lawan untuk menolak.

Selain ujung-ujung jari, Meliwis juga memakai pergelangan tangannya untuk menyerang bagian-bagian ibarat leher dan dagu. Teknik ini juga memakai pergelangan tangan belahan dalam untuk menolak dengan cara mengalihkan arah serangan lawan.


Teknik Burung Kuntul

Setelah mempelajari teknik Meliwis, pesilat akan mendapatkan pelajaran teknik berikutnya, Burung Kuntul. Bila ketika berlatih Meliwis, pesilat diajarkan untuk bergerak ringan, sekarang pesilat diajarkan untuk melibatkan tenaga ketika bergerak ringan.

Dibandingkan dengan Meliwis, Kuntul tidak hanya menyerang belahan lemah, tetapi juga belahan lain ibarat lutut. Teknik ini mempunyai satu tendangan yang dipakai untuk merusak lutut lawan.

Pada ketika menyerang, sifat serangan Kuntul ialah memecut. Serangan dilontarkan sangat cepat dari tubuh ke arah sasaran dan dengan sendirinya kembali ke arah tubuh dengan kecepatan yang sama. Namun teladan serangan Kuntul tidak pernah lurus kedepan ibarat teknik beladiri pada umumnya, serangan Kuntul selalu mengarah ke samping.

Untuk menyerang depan, maka Kuntul akan memposisikan dirinya sedemikian rupa, sehingga lawan menjadi berada di samping ketika serangan mencapai target.


Teknik Burung Garuda

Garuda ialah simbol burung terkuat di antara jenis burung lainnya. Oleh sebab itu, dibandingkan dengan teknik burung sebelumnya, Garuda mempunyai kemampuan bertarung yang paling tinggi.

Saat berlatih teknik Garuda, pesilat akan dikenalkan bagaimana cara memakai perubahan tubuh sebagai tenaga suplemen ketika menyerang atau menolak. Karena kemampuannya dalam memakai tubuh inilah, tenaga yang dimiliki oleh teknik Garuda menjadi lebih besar dibandingkan dengan Meliwis dan Kuntul.

Garuda memakai sisi tangan dan sikunya sebagai perlengkapan dalam menyerang dan menolak. Teknik ini selalu membuatkan kelima jarinya selebar mungkin untuk memperkuat otot tangan belahan samping.

Target serangan Garuda sering ke arah leher. Dengan memakai sikunya, Garuda akan menotok belahan leher dan mengiris leher tersebut dengan sisi luar tangan, untuk merusak tulang leher lawan sekaligus merobek kulit lawan. Tidak hanya leher, Garuda juga sanggup menyerang ke belahan tengah di antara dua alis mata lawan dan mengirisnya ke sepanjang garis mata.

Dalam jarak yang sangat rapat, Garuda memanfaatkan sikunya ke belahan lemah lawan ataupun memanfaatkan tumitnya untuk melaksanakan tendangan jarak pendek ke arah kemaluan lawan.

Untuk melindungi diri dari serangan lawan, Garuda memanfaatkan kaki untuk menolak belahan bawah dan tangan untuk belahan tengah dan atas.


Teknik Harimau

Dibandingkan dengan Garuda, teknik Harimau mempunyai kemampuan yang lebih besar, baik itu tenaga, kecepatan, keuletan, keganasan dan fleksibilitas gerakan.

Teknik ini disesuaikan dari abjad binatang aslinya yang disesuaikan dengan anatomi tubuh manusia. Kemampuan Harimau lebih baik dibanding Garuda sebab teknik ini sudah memakai perputaran tubuh untuk meningkatkan kecepatan dan tenaga.

Posisi Harimau bisa berbeda-beda, baik itu merendah, sedang ataupun tinggi. Pada ketika posisi merendah, teknik ini akan melebarkan kuda-kuda biar lebih merendah ke tanah dan akan menyerang ke tempat bawah dari lawan, dilanjutkan dengan menggulung untuk menjauhkan diri dari lawan. Pada ketika posisi tinggi, teknik ini akan mengincar tempat atas ibarat dada dan kepala. Teknik inipun kadang memakai lompatannya untuk menyerang kepala.

Saat menyerang, Harimau memakai perlengkapan ibarat cakar, telapak tangan, lutut, tumit dan telapak kaki. Saat menolak, teknik ini akan memakai perlengkapannya ibarat kaki, tangan dan juga cakarnya. Target sasaran yang menjadi sasaran serangan antara lain mata, muka, telinga, leher, dada, pergelangan badan, kemaluan, lutut dan kulit.


Teknik Naga

Naga dilambangkan sebagai binatang terkuat di jajaran teknik silat Perisai Diri. Oleh sebab itu, Naga diberikan pada jenjang teknik binatang terakhir di silat Perisai Diri. Keunikan dari teknik Naga terdapat pada cara langkahnya yang selalu mengandung putaran. Hal ini dilakukan untuk menuju poros tengah lawan ketika menghindar, memapas ataupun menyerang. Tenaga yang dikeluarkan pun lebih besar dibanding teknik sebelumnya sebab teknik ini telah menyatukan kemampuan perputaran tubuh dan perpindahan berat tubuh sebagai suplemen tenaganya.

Ditambah lagi, pesilat yang mendapatkan teknik ini ialah mereka yang telah menduduki tingkatan Asisten Pelatih. Di tingkat ini, mereka mendapatkan pelajaran Pernafasan Tahap 1 yang berfokus untuk meningkatkan tenaga. Oleh sebab itu, teknik Naga pun akan semakin berpengaruh lagi sebab para Asisten Pelatih mengkombinasikan teknik dan pernafasan ke dalam aplikasinya.

Saat menyerang, teknik Naga akan merusak persendian leher, paha dan tangan. Daerah lemah ibarat dagu dan kemaluan juga bisa menjadi sasaran serangan apabila tempat tersebut terbuka.


Teknik Satria

Setelah mempelajari teknik hewan, di tingkat ini pesilat akan mulai mempelajari teknik manusia. Teknik yang pertama dipelajari ialah Satria. Pada tingkat ini, pesilat dianggap telah bisa menerapkan seluruh kemampuan dari teknik binatang pada tingkatan-tingkatan sebelumnya. Sebagai suatu teknik manusia, Satria akan mulai meninggalkan abjad kehewanannya, ibarat liar, buas dan brutal. Satria akan berpikir sempurna sebelum bertindak dan melaksanakan geraknya dengan penuh percaya diri.

Bersamaan dengan penerimaan pelajaran teknik ini, seorang pesilat juga mendapatkan pelajaran Pernafasan Tahap 2 yang difokuskan untuk meledakkan tenaga. Karena kemampuan dari dua tahap Pernafasan tersebut, sifat teknik Satria menjadi penuh dengan rasa percaya diri. Ketika serangan datang, Satria akan menolak, memapas dan merusak perlengkapan serangan lawan dengan memukul titik persendian. Saat bergerak, teknik ini tidak melaksanakan gerakan-gerakan yang rumit ibarat pada teknik Harimau dan Naga.


Teknik Pendeta

Dalam Bahasa Jawa, pandito artinya ialah orang yang selalu memperlihatkan falsafah jalan kebaikan pada orang lain. Karakter ini pun terbawa ke dalam teknik itu sendiri. Teknik ini tidak menandakan kebrutalan dan juga tidak banyak merusak ataupun menghancurkan persendian lawan. Walaupun kemampuan seorang pesilat yang mempelajari Pendeta tetap mempunyai kemampuan seluruh teknik di bawahnya, namun teknik ini sendiri tidak akan merusak jikalau tidak diperlukan.

Pola gerak yang dilakukan teknik ini pun jauh lebih sederhana. Serangannya hanya berpola lurus, dengan jarak yang dekat. Serangan yang dilakukan sepenuhnya memakai putaran badan. Perlengkapan yang dipakai ketika menyerang ialah kepalan tangan, sisi samping badan, kepala dan tumit. Bentuk tangan dari teknik ini selalu mengepal. Sasaran serangan umumnya ialah ulu hati, kepala, rusuk dan beberapa belahan persendian.


Teknik Putri

Teknik Putri ialah teknik tertinggi di silat Perisai Diri. Karakter dari teknik ini bisa berubah-ubah. Terkadang lembut, namun tiba-tiba berkembang menjadi sangat cepat dan keras, kemudian lembut kembali. Putri menggabungkan seluruh kemampuan yang ada pada teknik-teknik sebelumnya, ditambah dengan kemampuan fleksibilitas gerak yang tidak baku ibarat teknik lain. Tenaga yang dipakai bersifat kosong isi. Istilah ini berarti bahwa Putri akan selalu kosong tidak bertenaga, namun di dalam kekosongannya, keluar tenaga yang sangat besar ketika terjadi sentuhan dengan lawan.

Putri seringkali melaksanakan dua macam tindakan dalam satu gerakan. Baik itu menyerang sambil menghindar ataupun menyerang sambil menolak. Teknik inipun sering memanfaatkan tenaga lawan untuk menyerang, sehingga tenaga yang ia keluarkan semakin sedikit. Perputaran tubuh selalu diaplikasikan dalam tekniknya ditambah dengan Pernafasan Tahap 3 yang selalu mengiringi geraknya. Serangannya bersifat gelap, yang artinya sulit untuk dilihat lawan. Putri biasanya hanya bereaksi terhadap serangan lawan. Ia tidak berinisiatif melaksanakan serangan terlebih dahulu. (Sumber)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tingkatan-Tingkatan Dalam Sekolah Tinggi Pencak Silat Merpati Putih

Jurus Khas Dan Jurus Pertandingan Tapak Suci

Makna Warna Sabuk Persinas Asad