7 Seni Administrasi Balap Sepeda Jalan Raya
![]() |
Taktik menguntit dalam Balap Sepeda Jalan Raya |
1. Drafting/menguntit
Taktik ini dilakukan menurut laba aerodinamika dari drafting, di mana pembalap sanggup secara signifikan mengurangi kebutuhan tenaga untuk mengayuh pedal dengan mengekor secara erat di wilayah bebas kendala udara dari pembalap di depannya. Membalap dalam kelompok utama, atau peloton, sanggup menyimpan energi sampai sebanyak 40% dibandinkan dengan energi yang dibutuhkan untuk membalap sendiri. Beberapa tim menentukan pemimpin, sedangkan pembalap yang lain ditugaskan mengurangi kendala angin dan posisi anggun dari pemimpin sampai dalam kondisi penting. Hal ini sanggup dimanfaatkan sebagai kelebihan atau kekurangan sebuah pembalap; pembalap sanggup berhubungan dan saling mengekor satu sama lain untuk berkendara dalam kecepatan tinggi (sebuah garis cepat ayau eselon), atau seorang pembalap sanggup bertahan di belakang pesaingnya, memaksa lawan untuk menghabiskan tenaga lebih banyak sehingga lebih cepat lelah. Drafting tidak diizinkan dalam individual time trial.
2. Memisahkan diri
Sekelompok pembalap yang "memisahkan diri" (disebut "pecahan") dari peloton mempunyai kebebasan dan ruang lebih banyak, dan pada ketika tertentu sanggup menjadi keuntungan. Dengan bekerja sama secara halus dan efisien, sebuah kelompok sanggup mempertahankan kecepatan yang lebih itnggi daripada peloton, dalam kondisi pembalap dalam peloton tidak termotivasi atau berhubungan untuk mengejar kembali. Umumnya seorang pembalap akan mencoba untuk memisahkan diri dengan melaksanakan serangan dan berkendara menjauh untuk mengurangi pesaing. kalau potongan tidak berhasil dan kelompok pembalap kembali berkumpul, seorang sprinter sering kali mengalahkan pesaing di kilometer terakhir. Kerjasama antar pembalap, apabila direncanakan maupun tidak, sangat berperan dalam banyak aspek: mencegah atau membantu potongan sukses, dan kadang-kadang membantu mengirimkan sprinter ke depan.
3. Medan dan kondisi
Untuk membuat lintasan yang lebih selektif, sebuah tahapan seringkali dilengkapi dengan bab sulit ibarat tanjakan terjal, turunan cepat, atau kadang-kadang permukaan yang sangat teknis (seperti jalur paving yang dipakai di balap Paris–Roubaix). Juga cuaca juga menjadi faktor penentu. Pembalap berpengaruh sanggup meninggalkan pembalap lebih lemah pada bab tersebut, mengurangi jumlah pesaing yang sanggup memenangkan pertandingan.
4. Tanjakan
Tanjakan merupakan daerah yang anggun bagi seorang pembalap tunggal untuk mencoba memisahkan diri dari kelompok, alasannya kecepatan berkendara yang lebih rendah scara signifikan mengurangi laba menguntit di dalam kelompok. Pembalap tersebut sanggup memperbesar jarak pada ketika menurun alasannya menuruni bukit sendiri di luar kelompok memungkinkan ruang bermanuver lebih banyak dan alhasil memperlihatkan kecepatan lebih tinggi dibandingkan di dalam kelompok. Sebagai embel-embel alasannya kelompok pembalap akan menjaga jarak demi keselamatan, laba drafting akan berkurang juga. Jika agresi ini dilakukan ketika berada erat dengan sasaran (kelompok terdepan atau garis finish), berkendara dalam jalan datar tidak cukup jauh untuk membiarkan imbas drafting bekerja maksimal (di mana akan berfungsi sepenuhnya) yang membuat kelompok utama sanggup mengejar, maka pembalap tersebut akan berhasil.
5. Angin samping
Kondisi angin sanggup membuat sebuah lintasan gampang menjadi selektif. Angin samping, membuat pembalap pelingung harus berada posisi diagonal di sekitar pembalap utama. Dengan memisahkan diri pada ketika tersebut, menguntit pembalap akan sulit dilakukan dari belakang, sehingga pembalap yang lebih lemah akan tertinggal dan peloton akan terpecah. Mengambil laba ini jarang sekali dilakukan di balap tahapan alasannya banyak alasan, namun umum menjadi penentu di balap satu hari, khususnya di Belgia dan Belanda.
6. Kecepatan
Selain harus mempunyai stamina yang bagus, pembalap yang sukses harus membuatkan kemampuan mengendalikan sepeda yang tepat alasannya harus mengendarai sepeda dalam kecepatan tinggi dalam jarak yang sangat erat dengan sekumpulan pembalap lain. Pembalap individu sanggup mencapai kecepatan 110 km/h (68 mph) ketika menuruni jalanan pegunungan dan mungkin mencapai kecepatan 60–80 km/jam (37–50 mph) ketika sprint terakhir menjelang garis finish.
7. Gruppetto
Dalam balap yang lebih terorganisir, sebuah kendaraan beroda empat penyapu mengikuti pembalap di belakang untuk mengangkut pembalap yang tertinggal terlalu jauh. Dalam balap tahapan profesional, terutama di Tour de France, pembalap yang tidak dalam posisi memenangkan balapan atau bertugas membantu rekannya, akan berusaha mencatat waktu dengan prosentase tertentu dari catatan waktu pemenang untuk diizinkan kembali membalap di keesokan harinya. Seringkai pembalap yang berada dalam situasi sama akan bekerja sama untuk mengurangi perjuangan yang dibutuhkan untuk mencapai garis finish sebelum batasan waktu; kelompok pembalap ini dikenal sebagai gruppetto atau autobus. Dalam balap satu hari, pembalap yang tidak lagi mempengaruhi hasil tamat umumnya akan mengundurkan diri, meskipun mereka tidak cedera atau bisa mencapai garis finish.
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Balap_sepeda_jalan_raya
Komentar
Posting Komentar